Geopark Pertama Indonesia diakui Dunia
Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa Gunung Batur merupakan geopark pertama di Indonesia yang diakui Dunia. Pengakuan gunung Batur sebagai geopark dunia (Global Geopark) pertama di Indonesia diumumkan oleh UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) dalam situs resminya pada 22 September 2012. Sedangkan penetapan Gunung Batur sebagai geopark dunia (Global Geopark), telah dilaksanakan sehari sebelumnya tanggal 21 September 2012. Keputusan tersebut merupakan hasil dari pertemuan The 11th European Geoparks Conference yang digelar di Arouca, Portugal, pada 19 September - 21 September 2012. Bersama Gunung Batur, ditetapkan pula 3 situs baru lainnya yaitu The Bakony-Balaton (Hungaria), Geological dan Mining Park di Catalonia (Spanyol), dan kelompok gunung tinggi di Provinsi Jiangxi (China). Dengan itu, Jaringan Global Geopark telah memiliki 91 situs yang terletak di 27 negara di seluruh dunia.
Gunung Batur destinasi wisata internasional populer di Indonesia yang mencakup area seluas 370,5 km2, pada ketinggian 920-2152 meter. Objek wisata unik tersebut yaitu Batur Natural Geopark dan ini menjadi situs Geopark pertama di Indonesia. Berwisata dikawasan Batur Natural Geopark, wisatawan akan disuguhi pemandangan alam berupa Gunung Batur yang masih aktif. Gunung ini memiliki fitur vulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah setelah letusan vulkanik (Kaldera). Menjadi istimewa karena ini merupakan salah satu yang terbesar didunia.
Keunikan dari Kaldera Gunung Batur
Proses terbetuknya kaldera yang terjadi sekitar 23 ribu tahun yang lalu karena adanya aktivitas gunung api aktif. Kaldera ini terbentuk karena runtuhnya atau merosotnya permukaan tanah dan bebatuan ke perut Bumi. Hal ini disebabkan karena adanya kekosongan kantung magma di bawah gunung berapi. Kaldera Gunung Batur sangat unik karena memiliki beberapa kaldera. Di dalam kaldera pertama, terbentuk kaldera kedua yang berbentuk melingkar. Di tengah kaldera muncul gunung berapi Gunung Batur dengan ketinggian sekitar 2.152 meter. Di dalam kaldera tersebut juga terdapat danau yang berbentuk bulan sabit. Panjangnya sekitar 7,5 km dan lebar 2,5 km, yang dinamakan Danau Batur.
Gunung Batur merupakan sebuah gunung aktif di kecamatan kintamani, kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Gunung Batur telah berkali-kali meletus dimulai sejak tahun 1804 kemudian letusan terakhir tahun 2000. Sejak tahun 1804 hingga 2005, Gunung Batur telah meletus sebanyak 26 kali. Yang paling dasyat terjadi pada tanggal 2 Agustus 2026. Gunung Batur terdiri dari tiga kerucut gunung api dengan masing-masing kawahnya, Batur I, Batur II dan Batur III.
Merayakan Warisan Bumi
Sebagian besar Taman Wisata Alam Gunung Batur dan Bukit Payang, adalah kawasan hutan lindung yang termasuk kawasan UNESCO Global Geopark. Batur UNESCO Global Geopark terletak di timur laut Bali, destinasi wisata internasional paling populer di Indonesia. Batur UNESCO Global Geopark mencakup dua kaldera vulkanik. Menyajikan lanskap vulkanik lengkap dengan dinding kaldera kerucut dan kawah. Terdiri dari fenomena panas bumi (fumaroles, mata air panas), danau, aliran lava, aliran piroklastik dan tephra. Fenomena kaldera ganda dengan danau vulkanik berbentuk bulan sabit (panjang 7 km, lebar 1,5 km) dan terletak 1.031 m a.s.l. disebut kaldera terbaik di dunia. Keunikan geologi asal vulkanik, flora dan fauna endemik serta budaya asli. Dimotivasi oleh agama Hindu Bali adalah kombinasi sempurna dari berbagai warisan Bumi.
Wisata yang menarik di sekitar Gunung Batur
Berwisata di kawasan gunung Batur salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahannya adalah di Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang. Dari lokasi ini, wisatawan dapat mengabadikan momen indah berlatar belakang Gunung Batur. Ada juga beberapa wahana untuk selfie yang terbuat dari kayu yang bentuknya unik. Ada yang seperti bintang, telapak tangan raksasa yang dapat dimanfaatkan untuk selfie dengan latar belakang gunung Batur. Spot yang lain ada jalan setapak dengan hiasan kukusan warna-warni.
Mengenal Komunitas lokal sekitar Gunung Batur
UNESCO Global Geopark ditempati oleh 15 desa yang terletak di wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Ekonomi lokal UNESCO Global Geopark terutama didasarkan pada pertanian dan pariwisata. Kintamani manis jeruk dan kopi luwak adalah geoproduksi daerah Batur, selain kerajinan kayu, bambu dan ukiran kayu. Melalui Batur UNESCO Global Geopark, geosites menjadi objek konservasi, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi lokal melalui pariwisata berkelanjutan. UNESCO Global Geopark mengembangkan program "School to Geopark" (siswa menjelajahi dan mengenali alam) dan "Geopark to School" (menyebarluaskan informasi tentang lingkungan alam Batur dan warisan Buminya ke sekolah-sekolah).
Sejak 2014 mahasiswa dari Singapura memilih Batur UNESCO Global Geopark untuk pekerjaan lapangan tahunan mereka dalam ilmu vulkanologi. Museum Gunung Api Batur yang telah berkembang menjadi Museum Geopark Global Batur UNESCO memberikan fasilitas edukasi kepada pengunjung. Geologi dan biologi, dikombinasikan dengan komponen budaya digunakan sebagai alat untuk pembangunan daerah secara berkelanjutan.
Selain itu, dari sisi budaya, masyarakat di sekitar gunung Batur pun menyajikan adat istiadat unik yang berhubungan dengan agama Hindu Bali. Salah satunya adalah adat istiadat pemakaman yang dilakukan di desa Terunyan, Kintamani. Di desa ini jenazah dimakamkan hanya dengan diletakkan di atas batu besar di tiga lokasi tertentu. Uniknya setelah berhari-hari walaupun tidak dibalsem dan tetap mengalami proses penguraian, jenazah tersebut tidak menyebarkan bau busuk.
Global Geopark Pertama di Indonesia. Sidang Global Geoparks Network Tahun 2012 di Portugal telah menjadi tonggak sejarah dengan ditetapkannya gunung Batur sebagai Global Geoparks pertama di Indonesia. Dalam sidang tersebut selain gunung Batur Indonesia pun mengusulkan lima tempat lainnya yaitu Danau Toba (Sumut), Merangin (Jambi), Gunung Rinjani (NTB), Raja Ampat (Papua), dan Kawasan Kars Sewu (Jawa Tengah). Semoga dua tahun ke depan, saat sidang GGN berikutnya digelar, Indonesia mampu menambahkan geopark-geopark lainnya untuk mendapatkan pengakuan UNESCO.
Referensi & Fotografi:
- ALAMANDAH ORG
Tidak ada komentar: