Tradisi lokal menyambut tahun baru islam
Tahun baru islam yang jatuh pada bulan Hijriah adalah hari yang sangat baik dan dinanti bagi umat muslim. Jika pada umumnya, masyarakat merayakan tahun baru berdasarkan penanggalan masehi. Islam memperingati tahun baru berdasarkan penanggalan Hijriyah yang sudah diterapkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 2020, Tahun baru Islam atau 1 Muharram 1442 H akan jatuh pada Kamis 10 Agustus 2020.
Islam memiliki 12 bulan dalam satu tahun yang empat
bulan di antaranya adalah bulan yang paling dimuliakan Allah SWT. Bulan-bulan
tersebut yang kerap disebut dengan bulan haram. Keempat bulan haram tersebut
ialah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Makna penting tahun baru islam 1 Muharram.
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa amalan ibadah
selama bulan haram, pahalanya akan dilipatgandakan. Hal ini berlaku untuk
amalan buruk di empat bulan haram tersebut juga akan dilipatgandakan. Selain
itu, tahun baru Islam juga memiliki makna mendalam dan spesial bagi umat
muslim.
Berikut tiga makna penting Tahun Baru Islam 1 Muharram.
1. Hijrahnya Nabi Muhammad
Photo illustrasi perjalanan dari kota Mekkah ke Madina
/ Pexels.
1 Muharram juga diperingati sebagai pengingat
peristiwa penting saat Nabi Muhammad SAW. Hijrah dari Mekkah ke Madinah yang
kemudian melahirkan agama Islam. Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah, Islam
mengalami perkembangan pesat dan semakin menyebar hingga ke Mekkah dan wilayah
sekitarnya.
Nabi Muhammad SAW memutuskan hijrah setelah memperoleh
wahyu. Perintah dari Allah SWT untuk menyebarkan ajaran Islam ke setiap umat. Kata
Islam sendiri berasal dari bahasa Arab, aslama - yuslimu dengan arti sebagai
berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama). Berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā),
masuk dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au
al-silm au al-salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “Islām” berhubungan erat dengan makna
keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Islam adalah sebuah kepercayaan dan pedoman hidup yang
menyeluruh. Dalam Islam diajarkan pemahaman yang jelas mengenai hubungan
manusia dengan Allah (dari mana kita berasal). Tujuan hidup (kenapa kita di
sini), dan arah setelah kehidupan (ke mana kita akan pergi). Sedangkan Muslim
adalah orang yang memeluk ajaran Islam dengan cara menyatakan kesaksiannya tentang
keEsaan Allah SWT dan kenabian Muhammad SAW.
2. Bentuk Perjuangan Nabi Muhammad dan Para Sahabat
Photo
illustrasi perjuangan Nabi dan Para Sahabatnya / @noonpost.org
Tahun baru Islam juga dimaknai sebagai semangat
perjuangan yang tak kenal lelah dan putus asa dalam menyebarkan agama Islam
oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Meskipun banyak tantangan dan
rintangan, Nabi Muhammad SAW dan sahabat tak pernah menyerah atau pesimis.
Bahkan Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah meninggalkan tempat kelahirannya,
saudara, dan harta bendanya hanya agar bisa memenuhi perintah dan wahyu yang
diberikan Allah SWT.
Setelah mengetahui makna utama dari tahun baru islam 1
muharam. Mari kita lanjutkan mengetahui tradisi-tradisi yang biasa dilakukan untuk
menyambut bulan yang baik ini. Tradisi yang biasa dilakukan bagi masyarakat
muslim dari berbagai daerah antara lain.
1. Tradisi Ngedulag dari Jawa Barat
Ngadulag berasal dari bahasa Sunda yang artinya
menabuh bedug. Tradisi ngadulag biasa diadakan oleh masyarakyat jawab Barat seperti
Banten, Bogor, Sukabumi dan wilayah lain untuk menyambut bulan Muharram. Dulag
merupakan suara bedug yang dipukul diiringi dengan suara kentongan yang
berirama. Biasanya tradisi ngadulag diramaikan juga dengan pawai obor keliling
kampung. Ngadulag menjadi seni sendiri. Tidak sembarang pukul karena perlu
citarasa seni dalam menabuh.
Lomba
menabuh beduk yang disebut ngadulag / breakingnews.co.id
Ngadulag menjadi sesuatu yang sulit sebab tidak
sembarang orang bisa memukul bedug dengan merdu dan berlama-lama, apalagi merdu
didengar. Anak-anak sering berebut memukul bedug. Tatapi biasanya pukulannya
kurang berirama, tidak ada nada, datar, sehingga kurang asyik didengar. Kalau
ada yang mampu memukul bedug seperti itu, pastinya orang dewasa atau anak-anak
remaja. Anak-anak tinggal kebagian dalm menabuh kentongannya saja atau kaleng,
atau apa saja sebagai penambah semarak bunyi dulag.
2. Mubeng Beteng di Yogyakarta.
Tradisi ini dilakukan oleh kraton Yogyakarta sebagai
tradisi menyambut malam 1 Sura. Untuk diketahui, ritual 1 Suro dengan tradisi
Tapa Bisu mengelilingi Benteng Keraton Yogyakarta. Biasanya digelar pada tengah
malam hingga dini hari. Dalam upacara adat tersebut, peserta Mubeng Beteng
tidak diperbolehkan berbicara sepatah kata saat mengikuti prosesi Tapa Bisu.
Mubeng Beteng adalah tradisi sejak lama, yang bertujuan untuk menyambut awal
tahun baru penanggalan Jawa 1 Sura atau 1 Muharam.
Tradisi mubeng Bentang malam 1 Sura / Pikinikdong
Makna tradisi mubeng beteng sendiri merupakan wujud
rasa prihatin, introspeksi dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Peserta
Mubeng Beteng berjalan kaki kurang lebih 5 kilometer tanpa alas kaki. Biasanya
dalam tradisi ini diikuti oleh ribuan warga sekitar Yogyakarta bersama para
abdi dalem keraton. Mubeng beteng dimulai dari Keben, di sekitar Bangsal
Ponconiti Keraton Yogyakarta. Setelah lonceng Kyai Brajanala di regol Keben
dibunyikan sebanyak 12 kali, prosesi dimulai. Abdi dalem yang telah mengenakan
pakaian Jawa tanpa keris membawa bendera Indonesia beserta panji-panji Keraton
Yogyakarta.
3. Tradisi Ngumbah Keris.
Malam 1 Suro atau dalam kalender Islam adalah 1
Muharram, selalu identik dengan kegiatan “ngumbah keris,” atau jamasan keris
untuk tradisi Jawa. Ngumbah atau jamas yang berarti mencuci atau tujuannya
adalah membersihkan / mensucikan dari kotoran dan keris dimaknai sebagai
perwujudan senjata yang menjadi pusaka bagi pemiliknya. Tradisi ini diyakini
sudah dilakukan oleh para pemilik pusaka sejak turun temurun. Apalagi, jika
pusaka diyakini memiliki keistimewaan atau kekuatan tertentu.
Tradisi ngumbah keris dari jawa / Soloensis
Tidak ada komentar: